Ditulis Oleh Wilujeng Dwi
Saturday, 07 April 2012
No
|
ASPEK
|
PSIKOANALISA
|
BEHAVIORAL
|
EKSISTENSIAL
|
ANALISIS
TRANSAKSIONAL
|
RASIONAL
EMOSI PERILAKU
|
1.
|
Tokoh
|
· Sigmund Freud
· Carl Gustav Jung
· Alfred Adler
|
· B. F. Skinner
· Edwart Leo Thordike
· Ivan P. Pavlov
· John Broadus Watson
· Albert Bandura
|
· Viktor Fankl
· Ludwig Binswanger
· Medard Boss
|
Eric
Lennard Berne
|
Albert
Ellis
|
2.
|
Hakikat Manusia
|
Tingkah
laku manusia ditentukan oleh kekuatan irrasional, motivasi, tak sadar dan
dorongan biologis dan instingtual.
|
Manusia
dianggap sebagai sesuatu yang dapat ditentukan dan diprogram sesuai dengan
keinginan lingkungan yang membentuknya.
|
Manusia
dianggap sebagai ciptaan tuhan yang sulit dimengerti, tetapi diakui bahwa
semua manusia memiliki potensi.
|
Manusia
mampu mengembangkan potensinya untuk keuntungan pribadi dan masyarakat.
|
Manusia
memainkan peran penting dalam menyelesaikan kesulitannya sendiri melalui cara
mereka dalam menginterpretasikan situasi.
|
3.
|
Struktur Kepribadian
|
· Id: sistem asli bersifat subjektif, yang
terdiri dari insting, dan gudangnya energi psikis.
· Ego: memenuhi kebutuhan Id yang terkait
dengan dunia nyata.
· Super ego: komponen moral kebpribadian.
|
Struktu
kepribadian eksternal yaitu tingkah laku yang teramati.
|
Mempiunyai
kebebasan, dan tanggung jawab, berkembang untuk mencari makna hidup.
|
· Stimulus Hunger
· Struktur Hunger
· Stroke
· Position Hunger
· Ego State
|
Manusia
memainkan peran pentingdalam menyebabkan kesulitanya sendiri melalui cara
mereka sendiri dalam menginterpretasikan situasi atau peristiwa lingkungan.
|
4.
|
Hakikat Kecemasan
|
Kecemasan
berkembnag karena konflik ego dan superego mengenai kontrol akan energi
psikis yang ada.
|
Kecemasan
akibat dari menghindari atau kondisi pelepasan diri.
|
Kecemasan Sebagai akibat kegagalan untuk memenuhi
bagian psikologis dari kebutuhan fisiologis atau kebutuhan rasa aman.
|
Kecemasan
akibat dari kesalahan saat menganalisa transaksi-transaksi atau
interaksi-interaksi antar manusia.
|
Kecemasan
akibat dari kegagalan saat menginterpretasikan situasi atau peristiwa
lingkungan.
|
5.
|
Tujuan Konseling
|
· Memperkuat ego.
· Meningkatkan kemampuan individu dalam
bercinta dan bekerja.
· Membantu aktualisasi diri.
|
·
Memperkuat perilaku adaptif.
·
Mengurangi kecemasan.
·
Memperkuat pengendalian diri.
·
Bersifat asertif.
|
Membantu
manusia menemukan nilai, makna dan tujuan dalam hidup.
|
Membantu
konseli dalam mengembangkan pribadi agar dapat membuat ego state berfungsi
pada saat yang tepat.
|
Membantu
konseli mengidentifikasi sistem keyakinannya yang tidak rasional dan
mengubahnya menjadi lebih rasional.
|
6.
|
Teknik Konseling
|
·
Asosiasi Bebas
·
Analisis mimpi
·
Analisis transperensi
·
Analisis resistensi
·
Interpretasi
|
Ø
Teori Pengkondisian Klasikal:
·
Desentralisasi sistemis
·
Pengkondisian avertif
·
Latihan asertif
Ø
Teori Pengkondisian Operan:
·
Penguatan
·
Hukuman
·
Penghapusan
·
Pembentukan
·
Pengolaan diri
·
kontrak
Ø
Teori Kognisi Sosial:
·
Teknik modeling
Ø
Teori Pendekatan Kognitif:
·
Penghentian pikiran
·
Restrukturisasi kognitif
·
Suntikan stres
·
Teknik pengajaran diri
·
Pemecahan masalah
|
·
Konseling Logo
·
Analisis Fenomelogis
·
Analisis Mimpi
|
·
Analisis Struktural
·
Metode-metode Didaktik
·
Analisis Transaksional
·
Permainan Peran
·
Analisis Upacara, hiburan dan permainan
·
Analisis Skenario
|
Ø
Teknik-teknik Emotif:
·
Assertive Training
·
Sosiodrama
·
Self modeling
·
Imitasi
Ø
Teknik-teknik Behavior:
·
Rainforcement
·
Social Modeling
·
Live Models
|
7.
|
Aplikasi Konseling
|
Konselor
psikoanalisa yang mengembangkan keyakinan bahwa psikoanalisa dapat digunakan
secara efektif untuk menangani semua gangguan non psikotik.
|
Menangani
gangguan seperti kecemasan, depresi, kecanduan obat, gangguan makan,
penyimpangan seksual, dan hipertensi.
|
Konsep-konsep
eksistensial mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki kebermaknaan dalam
hidup ini.
|
·
Stimulus Hunger
·
Struktur Hunger
·
Stroke
·
Ego State
·
Position Hunger
|
Diterapkan
secara efektif untuk menangani kesulitan-kesulitan kognitif, kognisi, dan
perilaku yang berkaitan dengan distress, psikologis dan psikopatologi, emosi
dan perilaku,.
|
8.
|
Pembicaraan Riwayat Konseli
|
Proses
belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak.
|
Pribadi
yang tidak mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
|
Kegagalan
manusia dalam mengatasi isu keberadaan.
|
Tidak
bisa memperbaiki kesalahan komunikasi.
|
Kecenderungan
berfikir irrasional dan menghubungka dengan pengalaman hidupnya.
|
9.
|
Masalah-masalah yang Ditangani
|
Menangani
semua gangguan non psikotik.
|
Tingkah
laku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
|
Menangani
kegagalan manusia dalam menghadapi isu-isu keberadaan.
|
Menangani
masalah dalam kesalahan komunikasi.
|
Menangani
sistem keyakinannya yang tidak rasional dan mengubahnya menjadi lebih
rasional.
|
10.
|
Pribadi Sehat
|
Individu
bergerak menurut perkembangan ilmiah, perilakunya sebagai hasil dari belajar
dalam mengatasi kecemasan, keseimbangan antara kinerja seper ego terhadap id
dan ego.
|
Pribadi
yang mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain
dan lingkungannya.
|
Mereka
yang berada dalam keadaan seimbang dengan dirinya sendiri, teman, keluarga,kolega,
lingkungan fisik dan spiritualnya.
|
Im
ok, You ok.
|
Kognisi,
emosi dan perilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
|
11.
|
Pribadi Tidak Sehat
|
Dinamika
yang tidak efektif antara super ego dan proses belajar yang tidak benar pada
masa kanak-kanak.
|
Tidak
mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
|
Gangguan
emosional pada dasarnya disebabkan oleh kegagalan manusia dalam mengatasi isu
keberadaan.
|
Manusia
yang tidak bisa memperbaiki kesalahan komunikasi.
|
Gangguan
emosional berakar pada kecenderungan gaya berfikir bawaan, pemikiran
irrasional dan pengalaman hidupnya.
|
No
|
ASPEK
|
GESTALT
|
EKLEKTIK
|
TRAIT
& FACTOR
|
PSIKOLOGI
INDIVIDUAL
|
PERSON
CENTERED
|
1.
|
Tokoh
|
Frederick
Perls
|
·
Arnold Lazarus
·
Allen Ivey
|
·
Walter
Bigham
·
John
Darley
·
Donald
G. Paterson
·
E. G. Williamson
|
Alfred Adler
|
Carl Rogers
|
2.
|
Hakikat Manusia
|
Manusia
memiliki suatu kecenderungan dasar untuk mencapai keseimbangan, kecenderungan
yang mengarahkan manusia untuk berfikir luas.
|
Manusia
memiliki perspektif jamak yang terus menerus berkembang.
|
Manusia merupakansistem sifat atau faktor yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperamen.
|
Manusia
pada dasarnya adalah mahluk sosial, mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama
sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan
mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial.
|
Memiliki
kecenderungan yang inheren untuk mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya,
manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang empatik, autentik, dan dapat
memberikan penghargaan positif tanpa syarat.
|
3.
|
Struktur Kepribadian
|
Setiap
manusia memiliki sifat dasar yang baik dan sama, yakni mengaktualisasikan
diri dan memiliki kemampuan untuk menangani kehidupannya dengan berhasil,
meski kadang butuh bantuan.
|
Individu
adalah unik dan dapat mengarahkan dirinya sendiri.
|
Kepribadian
merupakan suatu system sifat atau factor yang saling berkaitan satu dengan
yang lain seperti kecakapan, minat, sikap dan temperamen.
|
·
Organisasi Sistem
·
Tendes-tendes Determinasi
·
Gabungan mental dan moral
|
·
Mengajukan 2 konstruk pokok dalam teorinya
yaitu organisme dan self.
·
Its constituent
·
Self – Felling
·
The action of self-seeking and self
preservation.
|
4.
|
Hakikat Kecemasan
|
Kecemasan
diakibatkan karena individu membiarkan aspek-aspek dirinya terpisah-pisah.
|
Kecemasan
diakibatkan oleh inkonruensi antara diri dan organisme.
|
|||
5.
|
Tujuan Konseling
|
Membangkitkan
kesadaran konseli tentang tubuhnya.
|
Membantu
individu dalam proses perkembangannya dengan melakukan berbagai
pendekatan-pendekatan.
|
· Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan
berbagai aspek kehidupan manusia.
· Membantu individu dalam memperoleh kemajuan, memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya
menilai kekuatan dan kelemahan diri
dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir.
· Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu
pertumbuhan dan integrasi kepribadian.
· Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam
penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah.
|
Membentuk
minat social, mengoreksi kesalahan asumsi dan tujuan.
|
Membantu
konseli memahami diri, menerima diri, dan merealisasikan semua potensi yang
dimilikinya.
|
6.
|
Teknik Konseling
|
Penggunaan
“kursi kosong” (empty chair)
|
·
Hubungan konselor dan klien
·
Interview
·
Asesmen
·
Perubahan ide
|
· Penggunaan
hubungan intim (rapport)
· Memperbaiki
pemahaman diri
· Pemberian
nasihat dan perencanaan program kegiatan
|
·
Empati
·
Dukungan
·
Kolaborasi
·
Memekankan tanggung jawab konseli,
konstelasi keluarga, dan pemeriksaan ingatan konseling.
|
Pengkomunikasian
tiga kondisi: empati, ketulusan dan penghargaan tanpa syarat melalui
ketrampilan, attending, dan listening.
|
7.
|
Aplikasi Konseling
|
Diterapkan
sebagai suatu pendekatan yang efektif untuk konseli yang memiliki masalah
kecemasan, depresi, merasa tidak sempurna dan kurang bisa menyesuaikan diri.
|
Dengan
menggunakan lebih dari satu pendekatan untuk menangani masalah konseli.
|
Banyak
digunakan sebagai kerangka kerja dalam konseling perkawinan, konseling karir,
konseling umum, dan pendidikan orang tua.
|
Menangani
kesulitan individu, konsep respek, keautentikan, dan empati.
|
|
8.
|
Pembicaraan Riwayat Konseli
|
Tidak
mau mengakui aspek-aspek diri.
|
tidak
bisa mengandalikan perspektif jamak yang berkembang.
|
|||
9.
|
Masalah-masalah yang Ditangani
|
Seseorang
yang mengalami gangguan kepribadian atau perilaku karena menolak atau tidak
mau mengakui aspek-aspek diri dan membiarkannya terpisah.
|
Individu
yang tidak bisa mengandalikan perspektif jamak yang terus menerus berkembang.
|
Anak
laki-laki memiliki gambaran diri sebagai anak yang baik dan dicintai oleh
orang tuanya, tetapi ia juga senang mengganggu adik perempuannya sehingga dia
dihukum.
|
||
10.
|
Pribadi Sehat
|
Mereka
yang dapat bertindak secara produktif dalammelaksanakan tugas-tugas kehidupan
dan pemeliharaan dan secara intuitif bergerak menuju pertumbuhan dan
pemeliharaan diri.
|
Perilaku
manusia itu kompleks.
|
|||
11.
|
Pribadi Tidak Sehat
|
Gangguan
kepribadian atau perilaku karena
menolak atau tidak mau mengakui aspek-aspek diri.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar